Senin, 09 Februari 2009

Polusi Udara Menurunkan Hasil Panen

Dengan menurunkan polusi udara, hasil panen dapat diringkatkan. Demikian hasil penelitian yang digelar University of California, Berkeley, seperti dirilis media (04/12/06). Hasil lengkap penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS).

Hasil panen padi di India sempat meningkat secara dramatis pada masa Revolusi Hijau, 1960-1970an. India pun menjadi salah satu negara yang berhasil mencapai swasembada pangan pada masa itu. Namun, sejak pertengahan tahun 1980, hasil panen mulai menurun. Jumlah penduduk India yang kian bertambah sementara kondisi ekonomi negara yang tidak mengalami peningkatan membawa pada kekhawatiran akan terjadinya rawan pangan di masa depan.

Selama ini telah muncul beberapa penjelasan terhadap penyebab menurunnya hasil panen di India. Namun, belum ada yang mengaitkan penurunan tersebut dengan perubahan iklim, misalnya karena awan polusi atmospheric brown clouds (ABCs) –yang mengandung aerosol dan gas karbon dioksida penyebab efek rumah kaca— yang terkait dengan pemanasan global.

Penelitian dilakukan Maximillian Auffhammer, dari UC Berkeley's College of Natural Resources, dan V. “Ram” Ramanathan dan Jeffrey Vincent, peneliti dari UC San Diego. Mereka melakukan analisis historis terhadap panen padi di India. Mereka juga memerikasa efek kombinasi akibat ABCs dan peningkatan gas karbon dioksida.

Hasilnya, para peneliti menemukan adanya efek kombinasi negatif yang dampaknya semakin besar setelah pertengahan tahun 1980. Jika dampak negatif tersebut tidak pernah terjadi, para ilmuwan ini memperkirakan bahwa hasil panen sesungguhnya bisa 20-25 persen lebih tinggi dari kondisi yang ada pada tahun 1990-an.

Sebelumnya, tim peneliti internasional yang dipimpin Ramanathan menemukan bukti bahwa ABCs atau awan polusi telah membuat iklim India menjadi lebih kering dan lebih dingin. Oleh karena itu, pengurangan kedua jenis polutan, aerosol dan gas rumah kaca, akan menguntungkan petani. Pengurangan aerosol akan merangsang terjadinya hujan, sedangkan pengurangan gas rumah kaca dapat menurunkan temperatur udara yang tinggi pada malam hari yang berefek negatif pada pertumbuhan padi.

“Gas rumah kaca dan aerosol yang terdapat dalam dalam awan polusi dikenal sebagai faktor yang saling berlomba menyebabkan pemanasan global,” ujar Ramanthan. “Penemuan penting dalam studi interdisipliner ini adalah bahwa efek yang terjadi pada produksi padi bersifat aditif, suatu penemuan yang selain mengejutkan juga tidak menyenangkan.”

Peter Timmer, staf senior di Center for Global Development, sebuah lembaga non profit di Washington, Amerika Serikat, menambahkan, “Studi ini menghubungkan antara metode mutakhir dalam pertanian di India dan kaitannya dengan iklim dan polusi.” Penemuan ini secara signifikan menunjukkan bahwa awan polusi telah merugikan India jutaan ton produksi makanan.

Hasil penelitian ini makin memberikan dorongan untuk pelaksanaan program pengendalian polusi udara di Asia. “Pengendalian polusi udara di India lebih karena alasan kesehatan pemukiman daerah perkotaan,” ujar Vincent, ekonom yang juga Direktur Penelitian Lingkungan di UC Institute on Global Conflict and Cooperation (IGCC). “Studi yang kami lakukan ini memberikan motivasi tambahan terkait penanganan kesehatan ekonomi deerah miskin di pedesaan.”

Aufhammer, Asisten Profesor Pertanian dan Sumberdaya Ekonomi, Universitas California Berkeley, menambahkan, “Meski studi ini terfokus pada kondisi di India, ABCs juga terdapat di negara-negara produsen beras di seluruh Asia, banyak diantaranya telah mengalami penurunan hasil panen.” Adanya penemuan bahwa polusi udara berpengaruh pada hasil pertanian penting sebagai pertimbangan dalam upaya memastikan ketahanan pangan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

dream's come true © 2008. Template Design By: SkinCorner